1. Deskriptif
Algoritma bertipe Deskriptif
maksudnya adalah algoritma yang ditulis dengan bahasa manusia
sehari-hari (misalnya Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris). Setiap
Langkahnya ditulis dalam satu kalimat atau lebih. Tidak ada aturan untuk
penulisan algoritma bertipe Deskriptif ini. Semua kalimat ditulis
dengan sistematis, jelas, terbatas dan berurutan.
Karena tidak ada aturtasi bahan baku dalam menuliskan algoritma dengan notasi deskriptif maka tiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritma sendiri. Hal ini dapat dimengerti karena teks algoritma tidak sma dengan teks program. Program adalah implementasi algoritma dalam notasi bahasa pemrograman tertentu. Namun, agar notasi algoritma mudah ditranslasi kedalam notasi bahasa pemrograman, maka sebaiknya notasi algoritma tersebut berkoresponden dengan notasi bahasa pemrograman pada umumnya. Kata kerja adalah jenis kata yang biasa digunakan dalam penulisan bahasa deskriptif, contohnya, tulis, baca, hitung, tampilkan, ulangi, bandingkan; dan lain-lain.
Notasi jenis ini cocok untuk algoritma yang pendek. Tapi untuk masalah algoritma yang panjang notasi ini kurang efektif. Cara penulisan algoritma dengan notasi bahasa deskriptif paling mudah dibuat, namun demikian cara ini paling sulit untuk diterjemahakan kedalam bahasa pemrograman.
Pada dasarnya teks algoritma dengan bahasa deskriptif disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :
1. Bagian Judul (header)
2. Bagian Deklarasi (kamus)
3. Bagian Deskripsi
Setiap bagian disertai dengan komentar untuk memperjelas maksud teks yang dituliskan. Komentar adalah kalimat yang diapit oleh pasangan tanda kurung kurawal ('{' dan '}')
Karena tidak ada aturtasi bahan baku dalam menuliskan algoritma dengan notasi deskriptif maka tiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritma sendiri. Hal ini dapat dimengerti karena teks algoritma tidak sma dengan teks program. Program adalah implementasi algoritma dalam notasi bahasa pemrograman tertentu. Namun, agar notasi algoritma mudah ditranslasi kedalam notasi bahasa pemrograman, maka sebaiknya notasi algoritma tersebut berkoresponden dengan notasi bahasa pemrograman pada umumnya. Kata kerja adalah jenis kata yang biasa digunakan dalam penulisan bahasa deskriptif, contohnya, tulis, baca, hitung, tampilkan, ulangi, bandingkan; dan lain-lain.
Notasi jenis ini cocok untuk algoritma yang pendek. Tapi untuk masalah algoritma yang panjang notasi ini kurang efektif. Cara penulisan algoritma dengan notasi bahasa deskriptif paling mudah dibuat, namun demikian cara ini paling sulit untuk diterjemahakan kedalam bahasa pemrograman.
Pada dasarnya teks algoritma dengan bahasa deskriptif disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :
1. Bagian Judul (header)
2. Bagian Deklarasi (kamus)
3. Bagian Deskripsi
Setiap bagian disertai dengan komentar untuk memperjelas maksud teks yang dituliskan. Komentar adalah kalimat yang diapit oleh pasangan tanda kurung kurawal ('{' dan '}')
Contoh :
- Algoritma menghitung_luas_segitiga
- Untuk menghitung Luas Segitiga pertama Masukan nilai alas
- Kemudian masukan nilai tinggiKemudian hitung dengan menggunakan rumus Luas = Alas * Tinggi / 2
- Cetak Luas
2. Flowchart (diagram alur)
Algoritma
bertipe Flow Chart adalah algoritma yang ditulis dalam bentuk
diagram-diagram dengan anak panah sebagai penunjuk urutan langkah
algoritmanya. Didalam Diagram terdapat Simbol-simbol yang mempunyai
makna atau arti tersendiri.
Flowchart
merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan atau
langkah-langkah dari suatu program dan hubungan antar proses beserta
pernyataanya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian
simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antara proses
digambarkan dengan garis penghubung. dengan menggunakan flowchart akan
memudahakan kita untuk melakukan pengecekan bagian -bagian yang
terlupakan dalam analisis masalah. Disamping itu flowchart juga berguana
sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja
dalam tim suatu proyek. Flowchart menolong analis dan programer untuk
memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong
dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.
Pada
dasarnya terdapat berbagai macam flowchart, diantaranya yaitu Flowchart
Sistem (System Flowchart), Flowchart Paperwork/Flowchart Dokumen
(Document Flowchart), Flowchart Proses (Process Flowchart), Flowchart
Skematik (Schematic Flowchart), Flowchart Program (Program Flowchart).
Dalam
pembuatan flowchart program tidak ada rumus atau patokan yang bersifat
mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam
menganalisis suatu maslah yang nantinya akan diubah menjadi program
komputer. Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bevariasi antara satu
pemrogram dengan yang lainnya. Namun demikian terdpat beberpa anjuran
yang harus diperhatikan, yaitu :
- Flowchart digambarkan disuatu halaman dimulai dari sisi atas kebawah dan dari sisi kiri ke kanan.
- Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dengan menggunkan bahasa dan simbol yang tepat dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
- Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. Hanya terdapat satu titik awal dan satu titik akhir.
- Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja. Misalnya MENGHITUNG NILAI RATA-RATA.
- Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
- Lingkup dan range dari aktivitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
- Gunakan simbol-simbol flowchart yang standard.
3. Pseudocode
Pseudocode
adalah cara penulisan algoritma yang menyerupai bahasa pemrograman
tingkat tinggi. Pseudocode menggunakan bahasa yang hampir menyerupai
bahasa pemrograman. Biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang
mudah dipahami secara universal dan juga lebih ringkas daripada
algoritma. Pseudocode berisi deskripsi dari algoritma pemrograman
komputer yang menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa
pemrograman tetapi bahasa tersebut hanya ditujukan agar dapat dibaca
manusia. Sehingga Pseudocode tidak dapat dipahami oleh komputer. Supaya
notasi Pseudocode bisa dipahami oleh komputer maka harus diterjemahkan
terlebih dahulu menjadi sintaks bahasa pemrograman komputer tertentu.
Dalam
Pseudocode, tidak ada sintaks standar yang resmi. Karena itu,
pseudocode ini dapat diterapkan dalam berbagai bahasa pemrograman.
Disarankan untuk menggunakan keyword yang umum digunakan seperti : if,
then, else, while, do, repeat, for, dan lainnya.
Keuntungan
menggunakan notasi pseudocode adalah kemudahan mentranslasi ke notasi
bahasa pemrograman, karena terdapat korespondensi antara setiap
pseudocode dengan notasi bahasa pemrograman.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar